Yayasan Dwi Bakti Jakarta: “Memberi Diri Dalam Pelayanan”

Kontributor : Pak Willi

Hadir Sepenuh Hati, Mewujudkan Pedagogi Cinta Yang Berkelanjutan

Guadalupe, 10 sampai 12 November 2025, Yayasan DWI Bakti Jakarta mengadakan retret rohani di rumah doa Maria Guadalupe, Duren Sawit, Jakarta Timur, dengan tema “Memberi Diri Dalam Pelayanan: hadir secara utuh dalam pelayanan menciptakan pedagogi cinta atau kebahagiaan berkelanjutan.” Kegiatan ini diikuti oleh para pendidik dan tenaga kependidikan dari unit TK, SD, dan SMP Fransiskus Jakarta, yang hadir untuk memperdalam panggilan mereka sebagai pelayan kasih dalam dunia pendidikan.

Retret diawali dengan ibadat pembuka yang dipimpin oleh perwakilan guru SMP Fransiskus Jakarta, secara resmi juga dibuka oleh Suster M. Agnesa, FSGM. Dalam sambutannya, suster Agnesa menekankan bahwa pelayanan sejati bukan sekedar memberi, namun juga hadir dengan hati yang penuh kasih dan kesadaran. Ia mengajak seluruh peserta untuk menimba kekuatan rohani agar mampu menjadi pendidik yang bukan hanya mengajar, tetapi juga menghadirkan cinta dan keteladanan dalam setiap tindakan.

Melalui berbagai sisi reflektif yang dibawakan oleh Romo Darmin OFM, para peserta diajak menyadari kembali roh pendidik yang suci, roh yang menuntun setiap guru untuk mengajar bukan hanya dengan pikiran, akan tetapi juga dengan cinta.Dalam suasana penuh keheningan dan kebersamaan, peserta diajak untuk melihat kembali makna kehadiran mereka di tengah keluarga dan lingkungan masyarakat. Diskusi kelompok dan refleksi pribadi membantu peserta menemukan jawaban atas pertanyaan penting.

Bagaimana saya bisa hadir secara utuh di sekolah keluarga dan lingkungan?

Komitmen apa yang perlu saya bangun untuk mewujudkan pedagogi cinta atau kebahagiaan berkelanjutan?

Retret ini menjadi ruang pembaruan batin bagi setiap peserta. Dalam suasana hening dan persaudaraan, para guru menemukan kembali makna panggilan mereka sebagai pendidik yang melayani dengan cinta, kesetiaan, dan sukacita. Mereka belajar bahwa menjadi pendidik berarti menghadirkan kasih yang nyata, sebuah cinta yang tumbuh dari kesabaran, pengertian, dan ketulusan hati.

Rangkain acara ret-ret diakhiri dengan perayaan misa kudus, sebagai ungkapan syukur atas tiga hari yang telah memperkaya jiwa. Dalam misa penutup, seluruh peserta diajak untuk mempersembahkan niat dan komitmen mereka kepada Tuhan, agar semangat pelayanan yang lahir dari ret-ret ini tetap hidup dalam keseharian.

Retret ini meninggalkan kesan mendalam bagi semua peserta lebih dari sekedar kegiatan rohani, retret ini menjadi pelajaran spiritual yang menuntun setiap pendidik untuk kembali kepada sumber kasih, yakni Tuhan sendiri. Dari sana Mereka belajar bahwa pelayanan sejati adalah ketika seseorang mampu hadir secara utuh memberi diri tanpa pamrih, dan menebar kebahagiaan yang berkelanjutan melalui setiap langkah kecil dalam pelayanan.

Sebagai penutup, semangat yang tumbuh dari retret ini diharapkan dapat terus mengalir dalam seluruh kegiatan yayasan Dwi Bakti Jakarta. Setiap guru dan tenaga kependidikan diajak untuk menjadi saksi kasih di tengah tugas dan tanggung jawab mereka, menghadirkan wajah Kristus melalui pelayanan yang rendah hati dan penuh sukacita. Dengan demikian, nilai-nilai perilaku cinta yang hidup didalam retret ini dapat menjadi fondasi bagi pendidikan yang tidak hanya mencerdaskan, namun juga menghidupkan, menghadirkan kebahagiaan yang berkelanjutan bagi semua yang dilayani.